Artificial Intelligence (AI)
Sejarah Artificial Intelligence (AI). Artificial intelligence atau kecerdasan buatan merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer.
Era komputer elektronik (1941). Pada tahun 1941, USA dan Jerman mengembangkan alat penyimpanan dan pemrosesan informasi yang kemudian disebut komputer elekronik. Komputer elektronik ini masih berukuran besar dan sangat susah untuk diprogram. Komputer elektronik ini melibatkan konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program. Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan program sehingga programmer lebih mudah untuk memasukkan program. Penemuan inilah yang menjadi dasar pengembangan program yang mengarah ke AI.
Artificial intelligence (AI) saat ini. Beberapa teknik AI yang digunakan pada saat ini yaitu, searching, reasoning, planning, dan learning. Searching adalah teknik untuk pencarian optimum pada berbagai masalah seperti jarak tempuh, kamus, web browser. Reasoning adalah teknik untuk penalaran, seperti permainan catur. Planning adalah teknik untuk perencanaan, seperti software untuk menentukan minimum requirement sebuah pesawat terbang dll. Learning adalah teknik untuk pembelajaran, yaitu komputer mampu belajar sendiri hanya dengan diberi pengetahuan tertentu, contohnya mesin penerjemah.
Pada awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan di khalayak umum. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam pula. Salah satu contohnya adalah pada tahun 1985-an sedikitnya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik. Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu komputer dan psikologi.
B. Hubungan Artificial Intelligence dengan Kognisi Manusia.
Hubungan Artificial Intelligence (AI) dengan Kognisi Manusia. Menurut Lenat dan Feigenbaum (1992), terdapat tujuan AI yaitu memahami kognisi manusia, mencoba untuk mendapatkan pengetahuan ingatan manusia yang mendalam, kemampuan problem solving, belajar, membuat keputusan, dan lain-lain. Kelebihan kognitif manusia salah satunya adalah kreatif, manusia memiliki kemampuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman-pengalaman, sedangkan pada AI atau kecerdasan buatan untuk menambah pengetahuan harus dilakukan melalui sistem yang dibangun seperti memasukkan data atau informasi-informasi baru. Lalu memungkinkan seseorang untuk melakukan pembelajaran secara langsung seperti pergi ke sekolah, mempelajari mata pelajaran tertentu, dan sebgainya sedangkan pada kecerdasan buatan harus mendapat masukan berupa input-input simbolik.
Kelebihan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yaitu bersifat lebih bersifat permanen, kecerdasan alami bisa berubah karena sifat manusia yang pelupa pelupa, kecerdasan buatan (AI) tidak berubah selama sistem komputer dan program tidak mengubahnya. AI lebih mudah diduplikasi dan disebarkan. mentransfer pengetahuan manusia dari satu orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama dan keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan lengkap. Namun, jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, pengetahuan tersebut dapat disalin dari komputer tersebut dan dapat dipindahkan dengan mudah ke komputer yang lain. Lalu AI dengan menyediakan layanan komputer, akan lebih mudah dan murah dibandingkan mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama. Bersifat konsisten dan teliti karena kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer sedangkan kecerdasan alami senantiasa berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. AI dapat didokumentasi, keputusan yang dibuat komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan cara melacak setiap aktivitas dari sistem tersebut. AI dapat mengerjakan beberapa task lebih cepat dan lebih baik dibanding manusia.
Artificial intelligence (AI) dengan sistem pakar. Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960an oleh AI corporation. Periode penelitian AI ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Sedangkan definisi lain dari sistem pakar adalah sistem berbasis komputer menurut Turban, Sistem Pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi (runtime). Lingkungan pengembangan digunakan oleh ES builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan ke dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh user nonpakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasihat pakar. Lingkungan ini dapat dipisahkan setelah sistem lengkap. Dengan sistem ini, permasalahan yang seharusnya hanya bisa diselesaikan oleh para pakar atau ahli, dapat diselesaikan oleh orang biasa atau awam. Sedangkan, untuk para ahli sistem pakar juga akan membantu aktivitas mereka sebagai asisten yang seolah-olah sudah mempunyai banyak pengalaman.
Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan seorang pakar. Alasan mendasar mengapa Expert System dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar yaitu dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi, secara otomatis mengerjakan tugas-tigas rutin yang membutuhkan seorang pakar, bila seorang pakar akan pensiun atau pergi, lalu menghadirkan atau menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya yang mahal dan kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile environment). sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri yaitu memiliki informasi yang handal, mudah dimodifikasi, dapat digunakan dalam berbagai jenis computer dan memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.
Daftar Pustaka
Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2009). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga
Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI
http://thebypassme.blogspot.com/2014/10/sejarah-artificial-intelligence.html
http://tutisetiyawati.blogspot.com/2012/10/kecerdasan-buatan-artificial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar