Kamis, 29 Mei 2014

PENYESUAIAN DIRI & PERTUMBUHAN PERSONAL

A.   PENYESUAIAN DIRI
Arti Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan karena (1) penyesuaian diri mengandung banyak arti, (2) criteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas, dan (3) penyesuaian diri (adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya. Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan kekacauan atau salah pengertian mengenai apa itu penyesuaian diri, maka kita harus tahu konsep-konsep dasarnya.

Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi
Secara historis arti istilah “penyesuaian diri” sudah mengalami banyak perubahan. Karena kuatnya pengaruh pemikiran evolusi pada psikologi, maka penyesuaian diri disamakan dengan adaptasi, yaitu proses dimana organism yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. Meskipun ada persamaan diantara kedua istilah tersebut, namun penyesuaian diri yang kompleks tidak cocok dengan konsep adaptasi biologis yang sederhana. Erich Fromm dalam bukunya, Escape from Freedom, (Fromm, 1941) mengemukakan konsep adaptasi yang menarik dan berguna yang mendekati ide penyesuaian diri. Fromm membedakan apa yang dinamakannya adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Ia menggunakan adaptasi statis untuk menyebut perubahan kebiasaan yang relatif sederhana, misalnya orang berpindah dari satu kota kekota yang lain. Sedangkan adaptasi dinamik adalah sistuasi dimana seseorang menerima hal-hal meskipun menyakitkan, misalnya seorang anak laki-laki tunduk kepada perintah ayah yang keras dan mengancam. From menafsirkan neurosis sebagai respons dinamik, adaptasi yang sama dengan penyesuaian diri.

Penyesuaian Diri dan Individualitas
Dalam mendefinisikan penyesuaian diri, kita tidak boleh melupakan perbedaan –perbedaan individual. Anak yang sangat cerdas atau genius tidak sesuai dengan pola “normal”, baik dalam kapasitas maupun dalam tingkah lakunya, tetapi kita tidak dapat menyebutnya sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri. Sering kali norma-norma sosial dan budaya begitu kaku untuk dituruti dengan baik. Misalnya, sering terjadi dibeberapa Negara, warga Negara menolak undang-undang abortus atau sterilisasi yang dikeluarkan oleh Negara. Orang yang tidak dapat menerima undang-undang ini, tidak dapat tidak dapat dianggap sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.

Penyesuaian Diri sebagai Penguasaan
Penyesuaian diri yang baik kelihatannya mengandung suatu tingkat penguasaan yang baik pula, yaitu kemampuan untuk merencanakan atau mengatur respons-respons pribadi sedemikian rupa sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan dan frustasi-frustasi akan hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau yang menguasai. Gagasan ini jelas berguna tetapi tidak memperhitungkan kelemahan-kelemahan individual. Kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan yang dituntut oleh penguasaan itu. pemimpin-pemimpin, orang-orang ang genius, dan orang-orang yang IQ-nya diatas rata-rata mungkin diharapkan memperlihatkan penguasaan yang luar biasa itu, tetapi meskipun demikian orang-orang ini pun sering mengalami kegagalan. Ini justru mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki tingkat penyesuaian dirinya sendiri, yang ditentukan oleh kapasitas-kapasitas bawaan, kecenderungan-kecenderungan yang diperoleh, dan pengalaman.

Konsep Penyesuaian Diri yang Baik
Apa itu penyesuaian diri yang baik? Pasti itu yang ada dibenak kita setelah kita mendengar konsep penyesuaian diri yang baik. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.

Istilah “sehat” berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung jawabnya. Kesehatan merupakan cirri yang sangat khas dalam penyesuaian diri yang baik. singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, ornag yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik. Karena itu, ia relative bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Ia menciptakan dunia hubungan antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan pertumbuhan kepribadian.

B.    PERTUMBUHAN PERSONAL
Banyak kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah laku. Pelekatan (fiksasi) pada setiap tingkat perkembangan bertentangan dengan  penyesuaian diri yang adekuat, misalnya menggigit kuku, menghisap jempol, ngompol, ledakan amarah, atau membutuhkan sangat banyak kasih sayang dan perhatian. Perkembangan diri disebabkan oleh realisasi kematangan yang terjadi secara tahap demi tahap.

Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetpi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.

Pertumbuhan pribadi tergantung juga pada skala nilai yang kuat dan tujuan yang ditetapkan dengan baik, kriteria yang selalu dapat digunakan seseorang untuk menilai penyesuaian diri. Skala nilai atau filsafat hidup adalah seperangkat ide, kebenaran, keyakinan, dan prinsip membimbing seseorang dalam berpikir, bersikap, dan dalam berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain dalam memandang kenyataan dan dalam tingkah laku sosial, moral dan agama. Seperangkat nilai inilah yang akan menentukan apakah kenyataan itu besifat mengancam, bermusuhan, sangat kuat, atau tidak patut menyesuaikan diri dengannya. Penyesuaian diri memerlukan penanganan yang efektif terhadap masalah dan stress yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan pemecahan masalah dan stress itu akan ditentukan oleh nilai-nilai yang kita bawa berkenaan dengan situasi itu. kita seringkali mendengar orang-orang menjadi berantakan dan dengan demikian mendapat gangguan emosi dan tidak bahagia. Orang-orang tersebut tidak yakin mengenai hal yang baik atau buruk, benar atau salahh, bernilai atau tidak bernilai. Mereka tidak memiliki pengetahuan, nilai, atau prinsip yang akan menyanggupi mereka untuk mereduksikan kebimbangan atau konflik yang secara emosional sangat mengganggu.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal ;
1.      Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2.      Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3.      Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.

Kesimpulan:
Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan karena (1) penyesuaian diri mengandung banyak arti, (2) criteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas, dan (3) penyesuaian diri (adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya. Sedangkan,  pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran.

Referensi:
Semium, yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
hristensen.j.paula.2009.proses keperawatan.buku kedokteran EGC : Jakarta
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/

KONSEP PENYESUAIAN DIRI YANG SEHAT



Apa yang dimaksud penyesuaian diri? selama ini kita mengetahui kata penyesuaian diri, tetapi apa sih yang dimaksud penyesuaian diri? lalu bagaimana konsep penyesuaian diri yang sehat?

Penyesuaian diri merupakan istilah yang sulit untuk didefinisikan secara tepat, hal ini dikarenakan penyesuaian diri mengadung banyak arti, kriteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dirumuskan secara jelas. Menurut W.A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa “ penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).” Menurut Soeharto Heerdjan (1987) penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.” Menurut Ali dan Asrori (2005) penyesuaian dir didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangankan individu agar dapat berhasil mengahadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu itu berada.” Jadi, penyesuaian diri adalah suatu proses atau usaha individu untuk mengatasi kesulitan dan hambatan secara fisik maupun mental dalam diri agar diterima lingkungan.

Aspek-aspek penyesuaian diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yakni penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungannya. Sedangkan,  kemampuan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku didalam masyarakat guna diterima dalam lingkungannya.
Karakteristik

Penyesuaian diri yang positif menurut Supriyo (2008:91) adalah
  • Mampu memerima dan memahami diri baik kelebihan dan kekurangan.
  • Mampu menerima dan menilai kenyataan diluar dirinya secara objektif.
  • Mampu bertindak sesuai dengan potensi.
  • Memiliki perasaan aman yang memadai.
  • Rasa hormat dan mampu bertindak toleran kepada sesama.
  • Bersikap terbuka dan sanggup menerima umpan balik.
  • Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi.
  • Mampu bertindak sesuai norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan kewajibannya.

SUMBER :
Samiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.