Selasa, 11 November 2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan HidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tulisan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga tulisan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu Management Psikologi.
Harapan saya semoga tulisan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi tulisan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Tulisan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tulisan ini.


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
BAB I        PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang …………………………………………….............
1.2    Rumusan Masalah ………………………………………………...
1.3    Tujuan Penulisan ………………………………………………….
1.4    Manfaat Penulisan ………………………………………………...
BAB II          2.1  Pengorganisasian ………………………………………………….
                   2.2  Prinsip Pengorganisasian ………………………………………….
                   2.3  Proses Pengorganisasian ………………………………………….
                   2.4  Struktur Organisasi ………………………………………………..
BAB III         3.1  Kesimpulan ………………………………………………………..
                   3.2  Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...                       



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Organisasi itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana cara mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah terlihat oleh mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.

Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini.

             
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian?
2.      Apa saja prisip pengorganisasian?
3.      Bagaimana proses pengorganisasian?
4.      Bagaimana struktur pengorganisasian?

1.3  Tujuan Penulisan
1.       Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Organisasi khususnya pengorganisasian.
2.       Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki semangat dalam organisasi.
3.       Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pengorganisasian.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian
Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1.      Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
2.   Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3.      Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
4.  Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut:
1.       Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai.
2.       Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu.
3.       Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis.
4.       Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.
5.       Penunjukkan sumberdaya manusia yang menguasai bidang keahliannya.
6.       Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk.

2.2 Prinsip Pengorganisasian
Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.

Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1.      Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2.      Esensi organisasi
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan dari seseorang
kepada oranglain. Individu yang menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga bersifat pribadi. Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan memegang tanggung jawab.
3.      Tanggung jawab dan otoritas
Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4.      Spesialisasi untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam masing-masing bagian tersebut.
5.      Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh seorang manajer.

Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang saling berkaitan. 5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1.       Prinsip pembagian kerja
2.       Prinsip satu arah
3.       Prinsip sentralisasi
4.       Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5.       Prinsip rantai komando

2.3 Proses Pengorganisasian
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
1.      Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2.      Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3.      Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4.      Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
5.      Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
1.      Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
3.      Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

2.4 Struktur Organisasi
Stoner dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antarbagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan (Organizational structure can defined as the arrangement and interrelationship of the component parts and positions of a company). Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1.      Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.      Teknologi yang digunakan
3.      Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4.      Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1.      Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
2.      Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3.      Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4.      Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.      Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur organisasi:
1.      Pembagian kerja.
2.      Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3.      Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.      Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5.      Tingkatan manajemen



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.      Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
2.      Prinsip-prinsip organisasi adalah :

  • Organisasi dan tujuan
  • Esensi organisasi
  •  Tanggung jawab dan otoritas
  • Spesialisasi untuk efisiensi
  • Rentang kendali

3.      Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah sedangkan menurut Hani Handoko pengorganisasian terdiri atas tiga langkah.
4.      Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan.




DAFTAR PUSTAKA


Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar